BANDUNG BARAT, citrapedia.id | Anggota DPR RI Komisi IV Fraksi Partai Golkar, Dr. H. Dadang M. Naser, SH., S.IP., M.IPol, menegaskan bahwa kemandirian pangan adalah fondasi kedaulatan bangsa. Hal ini disampaikannya saat melakukan reses masa persidangan IV Tahun 2024–2025 di Kotabaru Parahyangan Padalarang, Sabtu (2/8/2025).
Dalam kegiatan tersebut, Dadang mengusung tema “Memperkuat Ketahanan Pangan Nasional melalui Sinergi Kebijakan, Inovasi, Pemberdayaan, dan Penguatan Mental Masyarakat Pertanian.” Ia menekankan pentingnya membangun sistem pertanian dari hulu ke hilir secara komprehensif, dengan mengedepankan kolaborasi antar sektor.
“Pangan bukan sekadar produksi, tapi menyangkut masa depan bangsa. Jangan sampai ego sektoral antar instansi justru menghambat program,” tegasnya.
Selama 10 bulan menjabat, Dadang mengaku telah menyalurkan berbagai bantuan ke kelompok tani seperti traktor, alat tanam dan panen, hingga pompanisasi. Namun ia mengingatkan agar program bantuan tepat sasaran, dengan memastikan legalitas kelompok tani melalui Simluhtan.
Ia juga menyoroti pentingnya ketersediaan air yang berkelanjutan untuk mendukung sektor pertanian, peternakan, dan perikanan. Menurutnya, pendekatan integratif diperlukan agar ketahanan pangan tidak terputus di tengah jalan.
“Jangan sampai saat musim hujan banjir, tapi kemarau kekeringan. Kita harus kelola air untuk pertanian, peternakan, dan perikanan,” tambahnya.
Dalam konteks lokal, Dadang menilai Kabupaten Bandung dan Bandung Barat memiliki potensi besar dalam sektor pertanian dan agroforestry. Ia mengkritik pengelolaan hutan yang sentralistik dan kurang melibatkan masyarakat.
“Leuweung hejo, rakyat ngejo. Leuweung ruksak, rakyat balangsak. Pemerintah pusat tidak boleh jalan sendiri. Daerah dan masyarakat harus dilibatkan,” tandasnya.
Dadang juga menggagas pengembangan kawasan Nusantara 8 sebagai sentra peternakan dan agropangan berbasis hutan. Menurutnya, penguatan pangan lokal seperti pakan ternak dan produk berbasis pangan hutan adalah solusi mengurangi ketergantungan impor.
Mengutip Presiden Prabowo Subianto, Dadang menyerukan agar Indonesia keluar dari mentalitas impor.
“Kita negara agraris dan maritim, tapi masih impor garam, ikan, dan beras? Ini harus diubah. Kita harus mandiri pangan. Kalau belum bisa mandiri, artinya kita belum merdeka,” ujarnya.
Untuk itu, ia mendorong kolaborasi pentahelix antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, komunitas, dan media demi mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.
“Dengan semangat Sabilulungan, saya yakin kita bisa bangun ketahanan pangan yang kuat dan mandiri. Ini jalan menuju Indonesia Emas 2045,” tutupnya.***